Kata Kata Menyentuh Hati Wanita

Kata kata dapat menyentuh hati. Kata-kata dapat pula menyempitkan hati. Kata-kata pula yang bisa membuat perdamaian tercipta, atau menggelorakan peperangan. 

Dan, kata-kata tidak perlu indah. Tetapi ia menjadi indah manakala setiap maknanya lahir dari relung-relung hati. Tidak hanya lahir dari hati, kata-kata lembut itu harus berada di lingkar kebenaran. 

Malam ini, Gina ingin menyusun tulisan dan kata-kata menyentuh hati, khususnya wanita. Hati wanita sedemikian lembut. Kelembutan itu adalah serat-serat yang menciptakan keindahannya. Seandainya kelembutan tercabut dari hati seorang wanita, tercabut pula keanggunannya. 

Tulisan ini menggambarkan ucapan bagaimanakah yang disukai dan diharapkan oleh seorang wanita. Walau terkadang wanita lebih mengedapankan emosi, dengan sedikit ketabahan hati, maka akan terusun indah setiap kata dari relung qolbu. 

Kata Menyentuh  Hati Tentang Jatuh Cinta Seorang Lelaki

Jatuh Hati

Kemarilah. 
Kemarilah kekasihku. 

Aku ingin duduk di dekatmu sebelum keluar kata-kata dari lubuk hati terdalamku. Biar kurasakan segenap yang bernama ketentraman saat berdekat-dekatan denganmu. 

Aku ingin membiarkan kuncup cintaku mekar, perlahan-lahan... Dan embun-embun kerinduan menetesi setiap sudut dari lantai cintaku. Lalu akan kulihat betapa indahnya gurat-gurat wajahmu, betapa menawan tatapan matamu, betapa mewah segala pesonamu itu. 

Setiap kali kutatap wajahmu, rasanya Bumi sedang berada di Musim Bersemi. Pohon-pohon berjajar indah. Bebatuan khidmat dalam kesunyian. Air bergemericik dalam kesegeran. Dan daun-daun merah jatuh bergemarai dalam keindahan tiada tara. 

Betapa tak pernah bosan diriku: cara dudukmu begitu mempesona. Dan bila kutatap dirimu, maka setiap kata yang singgah di hatiku menggema dalam puisi paling indah. Dan bagaikan seorang putri dari Negeri yang tak pernah terkata, langkah demi langkah dari kaki indahmu laksana tarian. 

Jingkat kaki mungil itu... Ah mengapa aku tertegun saat kaki itu berjalan di atas pasir-pasir pantai. Seiring ombak yang berdebur, berdebar-debar hati ini. Mungkinkah cintaku padamu terlalu berlebihan? Ataukah memang engkau tercipta dari segenap yang bernama keterpesonaan?

Tahu engkau? Seluruh butir-butir cintaku berbahagia karena jatuh di ladang nan subur. Ia akan mekar. Lambat laun tumbuh dan berkembang. Bunga-bunganya merekah senantiasa bagai di Musim Menghias Diri. 

Engkau adalah kelopak bunga nan menawan. Tiap-tiap guratnya tersusun rapi. Aku dapat melihat betapa sejuknya wajahmu. Betapa indah setiap sisi dari akhlakmu. 

Aku ingin selalu melihat keindahanmu, di sepanjang hidupku.
Aku ingin memberikanmu kebahagiaan, di sepanjang hayatku.

Tak akan kubiarkan sebutir debu-pun menodai wajahmu. Dan bila ada keresahan menjamah wajah cantik itu, kan kupetiki satu persatu hingga tak satupun tersisa. Tak pula kuizinkan gundah gulana menyentuh kedamaian wajah ayumu.

Mencintamu adalah keputusan hatiku.
Telah kuterima dirimu apa adanya; kelebihan serta kekurangannya.
T'lah kujadikan diriku sebagai penyempurnaan kebaikan hatimu; sebisaku.


Karena...betapa aku mencintaimu!

Permohonan Maaf

Istriku.
Ingin kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kehidupanku dipenuhi bunga-bunga kebahagiaan. Kehadiranmu di sisiku sudah cukup memenuhi jiwaku dengan seluruh ketentraman.

Ingin kukatakan bahwa setiap senyumanmu penuh makna nan berharga.

Ketika kupergi bekerja, senyumanmu  yang menghantarku menguatkan jiwa. Ketika keletihan menggerus semangat, senyumanmu memercikan api pantang menyerah. Dan ketika kegelisahan menggeroti, senyumanmu itu mendamaikan.

Tetapi...
Hingga hari ini belum juga kumampu membalas segala jerih payahmu. Dan dari sedalam-dalamnya hatiku, setulus-tulusnya jiwaku, kuhaturkan permohonan maaf kepadamu.

Aku mohon maaf untuk segalanya: untuk setiap pengertianmu terhadap diriku, untuk kesabaran menemani setiap langkahku.

Aku memohon maaf untuk segenap pengorbananmu yang tak terlihat olehku, untuk semua jerih payahmu tak kuhargai, dan untuk ketabahanmu yang tak sempatku berterimakasih atasnya.

Ingin rasanya kukatakan ini semua dari sumber hatiku, sehingga bukan bibir tetapi hatiku yang berbicara. Aku memohon maaf atas kelemahanku dalam memimpin dirimu, kekuranganku dalam menyempurnakan keindahan akhlakmu, dan ketidakpahamanku atas hak-hak yang mesti kutunaikan untukmu.

Kekasihku...

Dengan segala ketulusan hati, perlu engkau tahu, bahwa tak pernah kusia-siakan dirimu. Aku tetap dan akan terus membangun kebahagiaan untukmu sebisaku. Seperti impian kita tentang rumah yang luas, yang kan kau tata di dalamnya.

Dimana dindingnya putih bersih dengan sedikit gambar bunga merah. Dan tamannya ditumbuhi aster serta anggrek ungu kesukaanmu. Kita berdua akan mengisi rumah itu dengan kesyukuran, ketentraman, dan kedamaian.

Kita akan mendengar celoteh anak-anak penuh kegembiraan. Engkau akan duduk menemaniku di kursi putih di belakang sana. Lalu kita berdua mengenang jenak-jenak di masa lampau tatkala kesedihan mendera kita berdua.

Kita akan mengenang betapa bingungnya engkau membagi uang belanja. Kita mengenang bagaimana sedihnya hatiku ketika kulihat engkau tertidur dalam letihmu. Mungkin aku akan bercerita bagaimana resah hatiku ketika pergi bekerja sedangkan di rumah sisa beras sudah tak seberapa.

Dan dalam bingung karena tak tahu apa yang harus kukerjakan untuk menutupi kekurangan uang belanja, aku berkata kepadamu, "Semuanya akan baik-baik saja!" Lalu engkau tersenyum padaku. Padahal hatiku begitu pilu kala itu.

Aku hampir menangis tatkala kulangkahkan kakiku. Ke manakah aku menuju? Apakah yang harus kulakukan agar engkau tak khawatir tentang hari esok. Hati berguncang. Hatiku menangis. Tetapi aku percaya, mungkin semua hal ini memang harus kita alami.

Mungkin itulah sekelumit kenangan yang akan kuceritakan padamu. Lalu akan kudengar cerita lain darimu. Ya, mungkin itulah jalan cerita dari hidup kita berdua.


Tentangmu


Baiklah.

Esok aku akan mengajakmu ke bukit itu. Di hamparan luas yang permukaanya ditumbuhi rumput-rumput hijau. Kita akan berlari-lari kecil, berdua saja. Lalu jika keletihan menyergap kau dan aku, akan kutiupkan seruling bambu.

Kan kualunkan irama damai si penggembala yang biasa memimpin ternak-ternaknya. Berbaringlah dengan damai. Dengarkan detak jantungmu. Di sana telah hidup namaku. Dengarkan. Dengarkan saja gemerisik dedaunan. Atau desau angin lembut yang menerpa wajahmu.

Di sanalah tempatku menyusun kata-kata tuk menyentuh hatimu. Dalam puisi dan syair yang kukirimkan lewat surat-surat bagai zaman dahulu. Hanya untukmu.

Kau tahu? Di tengah amuk zaman yang tak lagi ramah terhadap cinta, justru aku tekun menyulam hatiku dengan segenap rasa bernama kemesraan. Kubuatkan telaga di dalam sana agar segenap cinta mengalir penuhi hatiku. Dan bila telah penuh, maka kubiarkan cinta itu membasahi pula kehidupanmu.

Aku tahu, cinta murni itu menentramkan. Cinta yang tulus itu membahagiakan. Cinta sejati itu mendamaikan. Dan cintaku itu telah kupersiapkan hanya untukmu, tuk selamanya.

Engkau telah menyentuh jiwaku. Kata-katamu menyentuh hati hingga bercahaya seluruh cita-citaku tuk menggenapi hidup dengan kebajikan.

Engkau-lah pintu yang memaksaku memasuki sebuah dunia penuh keindahan; sebuah dunia dimana jiwa memahami bahwa kebajikan adalah pilar dari kebahagiaan.

Aku tercengang ketika remaja seusiamu mengatakan bahwa memberi adalah lebih baik daripada menerima. Aku takjub ketika kulihat kau berikan kekayaanmu untuk mereka yang mengais kasih sayang. Aku takjub tatkala kulihat hidupmu kau gunakan tuk membahagian sesama.

Dan, kulihat engkau lebih bahagia daripada mereka yang mengejar kebahagiaan. Engkau tampak lebih senang daripada mereka yang hidup sebagai budak kesenangan. Dan engkau lebih tentram daripada mereka yang berusaha menggapai ketentraman.

Itulah yang kutahu tentangmu.
Menakjubkan dalam hatiku.

Bagaimana Kata-Kata Mampu Menyentuh Hati Seorang Wanita

Kata-kata tidak berdiri sendiri. Ia ditenagai pikiran, keyakinan, serta perasaan. Orang-orang yang yang tidak yakin terhadap apa yang dikatakannya, sama sekali berbeda dengan orang-orang yang meyakini apa yang dikatakannya.

Begitu pula dengan orang-orang yang melakukan apa yang diyakininya, kata-katanya ibarat panah tajam yang langsung menghujam ke dalam hati pendengarnya. Meskipun setiap orang dapat mengucapkan kalimat yang sama, rasa-nya akan berbeda.

Ada seseorang yang mengucapkan kata-kata sederhana, namun begitu membekas ke dalam sanubari. Ketulusan, rasa kasih sayang, ataupun cinta telah membungkus kata-katanya sehingga pendengarnya bisa melelehkan air mata.

Untuk menyentuh hati seseorang tidak perlu kepandaian apapun kecuali keberanian untuk hidup dalam kebenaran, mengucapkan yang benar, dan melakukan apa yang kebenaran yang diyakini.

Maka dengan begitu, kata-katanya akan menggerakan, membangkitkan, mendamaikan, menentramkan, dan memberi jiwa tetes-tetes embun kesejukan.

Sehebat apapun seseorang menciptakan kata-kata menyentuh hati wanita, jika tidak diiringi ketulusan, maka wanita akan mengetahuinya. Wanita memiliki intuisi, terutama wanita dengan hati yang bening. Intuisi adalah mata batin yang dianugerahkan untuk para wanita berhati baik. Hati yang jauh dari hiruk pikuk syahwat, emosi, maupun ketidakpedulian.

Terakhir... Gina coba membuat puisi. Mudah-mudahan ada kebaikan di dalamnya.

Kau Sentuh Hatiku

Bolehkah kupinta sebuah hati penuh cinta
Bolehkah kuharap sebuah jiwa nan bijaksana

Bila

Diriku tak belajar memberi
Tak pula belajar memahami

Bahwa

Cinta adalah keberanian membahagiakan
Cinta adalah kemampuan menaklukan diri

Bolehkah kupinta
Agar engkau menjauh dariku
Karena kutahu engkau begitu baik
Bahkan aku-pun tak rela diriku menyakitimu

Tetapi engkau telah menyentuh hatiku
Melelehkan air mataku, mengembalikan jiwa pada satu rasa
Betapa ajaibnya, engkau menyusun kata-kata
menyentuh hati seorang wanita.