Puisi merupakan salah satu jenis sastra yang populer. Di berbagai belahan Bumi, puisi hampir memiliki tempat. Dan masing-masing daerah memiliki bentuk puisi khas. Misalnya haiku di Jepang atau pantun di tanah Melayu.
Seiring perkembangan waktu, bentuk puisi semakin beragam. Jika dahulu puisi terikat oleh aturan-aturan ketat, seperti pada rima dan bait, maka puisi-puisi kontemporer mengambil berbagai bentuk tanpa harus terikat oleh aturan-aturan tersebut.
Di Indonesia sendiri sastrawan yang terkenal dengan puisi-puisi kontemporernya misalnya Sutardji Calzoum Bachri. Unsur kontemporernya terlihat pada bentuk penulisan maupun pada isinya. Jika dibandingkan dengan puisi lama, puisi-puisi kontemporer Sutardji mirip dengan bentuk mantra. Salah satu jenis puisi yang memiliki daya magis tertentu.
Berikut Gina tampilkan beberapa contoh puisi kontemporer.
Contoh Puisi Kontemporer - Segi Bentuk
Pagi
Pagi adalah:
Caraku memandangmu
Dari kacamata cinta
Masih ada embun
Dan sinar matahari yang hangat
Pagi adalah:
Rindu yang hilang dari kegelapan
Karena matahari gagah bersinar
Namun sejuk hati
Merambah gejolak mayapada
Dan cintaku padamu itu selalu pagi
Karena setiap kali memandangmu, itulah pandangan pertamaku.
Setiap kali jatuh cinta, itulah jatuh cinta pertamaku
Setiap kali merindukanmu, itulah rindu pertama dari diriku.
Galau - Contoh Puisi Kontemporer
Galauakugalau
danmengapaaaaaaaaku galau?
jangankautanyalagi betaparumitdansusahnya membacahatikupikiranku.galauku.
betapaaaaaaaakugal auuuuu...
dimanakahku car iiiiiii obatgal auuwku. takkutemukan
disinimau pundis sanaaaa.
telahkupui sikan galauku
pad a bar is bar is kat a.
nam un tiad a hilang jua semua galauku.karenamuitu.
makasembuhkanlahwahaipenyembuh.
ata u biarkan aKu beg Ini selamanya...
***
Dua puisi di atas merupakan dua contoh puisi kontemporer. Terlihat jelas bentuk dari bait-baitnya sama sekali tidak memperhatikan rima maupun bentuk. Puisi-puisi kontemporer seperti di atas memang sudah banyak dibuat oleh sastrawan modern.
Dibandingkan dengan puisi-puisi pada umumnya, puisi kontemporer lebih mengutamakan tersalurkannya aspirasi, pikiran, dan perasaan si pembuat. Tanpa memikirkan apakah pembaca memahami maksud ataukah isinya. Tetapi justru di sinilah daya pikat dari puisi kontemporer.
Agar lebih familiar dengan puisi kontemporer, coba simak puisi kontemporer berikut ini.
Peredam Amarah
tujuh rupa kembang sempana
tujuh hati penuh duka
tujuh kata dari luka
tabur-tabur kembang kelana
dari ujung timur ujung utara
aku hentakan!
masuklah kau padaku
jangan bergerak
damailah dalam hatiku
hus!
diamlah diam
bagai batu pualam
bagai gunung menjulang
bagai arus menderas
bagai hujan mengguyur
bagai kilat menyambar
bagai halilintar menggelegar
hus!
diamlah
aku merengkuhmu
aku memegangmu
jangan
jangan
jangan kau pergi dan berlari
aku bersamamu.
damailah dalam sepi.