Puisi Cinta Ibrahim Pasha yang Menggetarkan

Puisi Ibrahim pasha yang menggetarkanPuisi cinta Ibrahim Pasha kepada Hatice Sultan (Hadijah) menjadi salah satu puisi yang banyak dicari, terutama para pemirsa mancanegara. 

Kisah cinta Ibrahim Pasha sebenarnya lebih mengharukan dibandingkan kisah cinta Raja Suleiman dengan Hurem. Karena Ibrahim dan Hadijah memiliki cinta murni. Mereka benar-benar jatuh cinta bukan karena adanya kepentingan lain. 

Berbeda dengan Hurem, yang mencintai Raja Suleiman yang didalamnya disertai unsur balas dendam, keinginan menguasai istana, dan kebencian, cinta Ibrahim Pasha ke Hadijah tanpa unsur seperti di atas. 

Cintanya tumbuh semata-mata karena melihat kecantikan sang puteri. Ia sendiri pada awalnya tidak berani mengungkapkan isi hatinya yang dipenuhi api asmara. 


Kata-kata keren Ibrahim Pasha yang ditujukan kepada Hadijah atau Hatice Sultan mewakili getaran cinta di dalam dadanya. Saya coba untuk menerjemahkan secara bebas puisi tersebut. 

Gelora

Puisi Ibrahim Pasha diterjemahkan oleh Gina Hayana


Kekayaan rahasiaku di seluruh penjuru dunia
Mutiaraku bergemarai di setiap hari-hari nan kelam
Kepak sayap rahasiaku di setiap burung yang jatuh
Keyakinanku penuhi dada
Dan segenap jiwaku memancar di rona wajah.

Kekasihku, permaisuriku...
Ingin rasanya kumelebur, mengatakan cinta dan cinta
Risauku bukan karena terpisahnya kita, tetapi karena menyatunya diriku denganmu
Hatiku pecah, sayap-sayapku patah.

Aku terbang tanpa pernah berhenti
Telingaku menjadi tuli, sedang mataku tak mampu lagi melihat
Satu-satunya jalan yang kutempuh hanya menuju cinta
bukankah cinta yang membuat hujan bergerimis
yang mengubah awan gemawan menjadi rintik air hujan - hujan menjadi mega
yang menyemaikan benih, menyatukannya dengan hamparan tanah
kemudian tumbuh dan berkembang
Bukankah demikian pertemuan pecinta dengan belahan jiwanya?

Kekasihku, duhai permaisuriku...
Air mencintai bumi sebagaimana cintaku padamu
Tiada peduli pada teriknya mentari yang membakar
Tak peduli harus berubah dari waktu ke waktu
Betapapun harus mengembara jauh ke langit biru
Ia memahami suatu hari kelak akan kembali ke bumi.

Ia menunggu dalam ketabahan, betapapun
Angin akan melantakan
Petir membakar
Langit bergemuruh
Air itu kembali berjumpa cinta nya, lagi!

Segenap semesta menghadiri pertemuan dua cinta itu
Kekayaan yang tersembunyi itu ada di seluruh penjuru dunia
Mutiaraku bergemarai di setiap hari-hari nan kelam
Sayap-sayapku mengepak indah pada burung yang patah
Keyakinanku penuhi dada

Dan segenap jiwaku memancar di rona wajah.
Ingin rasanya kumelebur, mengatakan cinta dan cinta
Risauku bukan karena terpisahnya kita, tetapi karena menyatunya diriku denganmu

***

Itulah puisi cinta Ibrahim Pasha dalam serial Abad Kejayaan.